Senin, 24 Oktober 2016
On 20.05 by CV Hasta Yuga Halim No comments
Bagi Anda yang bekerja di bidang finance, bagian keuangan atau perbankan pastilah sudah akrab dengan yang namanya kertas NCR. Sebab kertas NCR paling banyak digunakan di perbankan sebagai salinan tanda bukti suatu transaksi. Selain kuitansi, kertas NCR juga digunakan untuk salinan formulir, salinan tanda terima barang, faktur pembelian dan semua dokumen yang memerlukan copy (tembusan).
Lalu, apa sih kertas NCR itu? Secara istilah, NCR adalah singkatan dari Non Carbon Required Paper atau kertas yang tidak memerlukan carbon. Yup..sebelum ada NCR umumnya orang menggunakan kertas carbon untuk mendapatkan salinan. Bila ingin mendapatkan 1 salinan maka disisipkan 1 lembar kertas carbon (total 3 lembar) . Bila diperlukan 2 salinan maka disisipkan 2 lembar kertas carbon (total 5 lembar), dan seterusnya. Semakin banyak kebutuhan salinan semakin tebal jadinya. Karena kurang praktis, maka lahirlah inovasi teknologi yang memungkinkan orang mendapatkan salinan (tembusan) tanpa menggunakan carbon. Sehingga terciptalah ide tentang kertas NCR.
Cara Kerja Kertas NCR Dengan kertas NCR, Anda tidak perlu lagi repot-repot membawa kertas carbon. Karena kertas ini dirancang untuk bisa membuat tulisan tembus ke lembar berikutnya. Teknologinya bekerja karena kertas NCR mempunyai 2 macam lapisan. Lapisan pertama adalah Color Transfer dan lapisan keduanya sebagai Color Receiver. Setiap lapisan mengandung microcapsule. Apabila kertas dengan lapisan Color Transfer disusun di atas kertas lapisan Color Receiver, sehingga kondisinya saling bersentuhan dan mendapat tekanan, maka akan pecahlah microcapsule-microcapsule tersebut. Dengan pecahnya microcapsule maka terjadi reaksi dengan color receiver. Reaksi tersebut menyebabkan pembentukan warna yang kontras pada sisi lembaran Color Receiver sehingga membentuk tulisan. Begitulah cara kerjanya.
Di dunia percetakan, Anda akan menemukan istilah Top, Middle dan Bottom untuk kertas NCR. Top adalah kertas yang hanya memiliki color transfer di bagian bawahnya. Sesuai namanya maka top harus selalu berada di atas. Sedangkan middle memiliki color transfer dan juga color receiver. Middle selalu berada di tengah. Paling bawah yaitu bottom harus selalu di bawah karena hanya memiliki color receiver.
Gampangnya begini. Apabila Anda membutuhkan kuitansi hanya 1 salinan, maka cukup 2 lembar kertas NCR yaitu top sebagai color transfer dan bottom sebagai color receiver. Jika yang dibutuhkan 2 lembar salinan, maka susunannya 3 lembar yaitu top, middle dan bottom. Begitulah seterusnya apabila salinan yang dibutuhkan semakin banyak maka yang ditambah adalah middle nya saja sedangkan top dan bottom-nya tetap.
Nah, agar lebih mudah dibedakan, maka produsen NCR telah menyediakan pilihan warna yang berbeda yaitu white, pink, yellow, blue, dan green. Gramaturnya berkisar antara 52 - 58 gr. Ukuran kertas NCR yang tersedia di pasaran biasanya adalah F4 atau Folio.
Demikian informasi tentang kertas NCR. Untuk informasi harganya silakan lihat Daftar Harga Kertas Terbaru atau download langsung melalui tombol di bawah ini.
Lalu, apa sih kertas NCR itu? Secara istilah, NCR adalah singkatan dari Non Carbon Required Paper atau kertas yang tidak memerlukan carbon. Yup..sebelum ada NCR umumnya orang menggunakan kertas carbon untuk mendapatkan salinan. Bila ingin mendapatkan 1 salinan maka disisipkan 1 lembar kertas carbon (total 3 lembar) . Bila diperlukan 2 salinan maka disisipkan 2 lembar kertas carbon (total 5 lembar), dan seterusnya. Semakin banyak kebutuhan salinan semakin tebal jadinya. Karena kurang praktis, maka lahirlah inovasi teknologi yang memungkinkan orang mendapatkan salinan (tembusan) tanpa menggunakan carbon. Sehingga terciptalah ide tentang kertas NCR.
Cara Kerja Kertas NCR Dengan kertas NCR, Anda tidak perlu lagi repot-repot membawa kertas carbon. Karena kertas ini dirancang untuk bisa membuat tulisan tembus ke lembar berikutnya. Teknologinya bekerja karena kertas NCR mempunyai 2 macam lapisan. Lapisan pertama adalah Color Transfer dan lapisan keduanya sebagai Color Receiver. Setiap lapisan mengandung microcapsule. Apabila kertas dengan lapisan Color Transfer disusun di atas kertas lapisan Color Receiver, sehingga kondisinya saling bersentuhan dan mendapat tekanan, maka akan pecahlah microcapsule-microcapsule tersebut. Dengan pecahnya microcapsule maka terjadi reaksi dengan color receiver. Reaksi tersebut menyebabkan pembentukan warna yang kontras pada sisi lembaran Color Receiver sehingga membentuk tulisan. Begitulah cara kerjanya.
Di dunia percetakan, Anda akan menemukan istilah Top, Middle dan Bottom untuk kertas NCR. Top adalah kertas yang hanya memiliki color transfer di bagian bawahnya. Sesuai namanya maka top harus selalu berada di atas. Sedangkan middle memiliki color transfer dan juga color receiver. Middle selalu berada di tengah. Paling bawah yaitu bottom harus selalu di bawah karena hanya memiliki color receiver.
Gampangnya begini. Apabila Anda membutuhkan kuitansi hanya 1 salinan, maka cukup 2 lembar kertas NCR yaitu top sebagai color transfer dan bottom sebagai color receiver. Jika yang dibutuhkan 2 lembar salinan, maka susunannya 3 lembar yaitu top, middle dan bottom. Begitulah seterusnya apabila salinan yang dibutuhkan semakin banyak maka yang ditambah adalah middle nya saja sedangkan top dan bottom-nya tetap.
Nah, agar lebih mudah dibedakan, maka produsen NCR telah menyediakan pilihan warna yang berbeda yaitu white, pink, yellow, blue, dan green. Gramaturnya berkisar antara 52 - 58 gr. Ukuran kertas NCR yang tersedia di pasaran biasanya adalah F4 atau Folio.
Demikian informasi tentang kertas NCR. Untuk informasi harganya silakan lihat Daftar Harga Kertas Terbaru atau download langsung melalui tombol di bawah ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar